Sunday, July 29, 2018

KAYA DIHADAPAN TUHAN


BACAAN Lukas 12 : 13 - 21


PENGANTAR
Saya pernah bertemu dengan seorang ibu yang cantik dan kaya. Usianya sudah tergolong tua ketika dia hendak melanjutkan studi dalam mendukung kerinduanya melayani Tuhan. Sepintas saya menduga itu hanya sekedar mengisi waktu yang kosong dan mencari gelar supaya diakui dalam pelayanan di gereja. Ternyata saya keliru. Ibu yang kaya tersebut sungguh-sunguh mau memakai kekayaannya sebagai alat pelayanan. Dia membangun rumah doa, supaya banyak orang bisa berdoa dan semakin dekat kepada Tuhan. Hal yang membuat saya kagum adalah, misi pelayanannya terus menyala-nyala sampai saat ini. Bahkan saya bersyukur karena ternyata ibu saya juga ikut melayani dan menjadi rekan kerja si ibu kaya tersebut. Mereka pergi bersaksi dan melayani; berdoa dan memberitakan firman Tuhan kepada banyak orang sebagai wujud syukur mereka kepada Tuhan.

Kisah ibu kaya di atas berbeda dengan orang kaya yang diceritakan dalam Injil Lukas 12: 13 kali ini. Ibu cantik yang kaya diatas adalah orang kaya yang baik, berakal budi dan takut akan Tuhan. Sedangkan orang kaya yang datang kepada Kristus dalam perikop ini adalah orang kaya yang tamak dan bodoh. Sebab harta sudah membuatnya gelap mata,  bahkan bersikap tamak dan loba terhadap saudaranya sendiri. Bagaimana kita menghadapi sikap seperti ini, yang mungkin saja sering kita temukan di dalam gereja, atau kita pun sering seperti orang kaya yang bodoh ini. Marilah kita merenungkan dan mendiskusikan firman Tuhan ini sebagai pegangan bagi kita untuk menjadi orang percaya yang hidup dalam firman Tuhan.          

PENJELASAN
Penggambaran yang diungkapkan oleh Tuhan Yesus dalam perumpamaan diatas adalah untuk menunjukkan kebodohan duniawi yang sering sekali mengikat manusia pada waktu mereka hidup. Dan kesengsaraan mereka pada waktu mereka mati. Ini dimaksudkan bukan hanya untuk memperingatkan orang yang datang pada-Nya dengan membawa masalah warisan itu, yang tidak peduli dengan keadaan jiwanya saat hidup dan mati, melainkan juga untuk mendorong semua orang percaya agar lebih waspada terhadap ketamakan. Perumpamaan itu memberikan gambaran tentang kehidupan dan kematian dari orang yang tamak terhadap harta, dan kita diminta untuk menilai sendiri apakah hal seperti itu membuat kita berbahagia atau tidak. 

Apa kesalahan dari orang kaya yang tamak bertanya kepada Tuhan yesus? Ia sama sekali tidak memikirkan yang terutama dalam hidupnya, yaitu kaya akan Allah, kaya menurut pandangan Allah. Karena jika Dia menilai kita kaya, maka kayalah kita (lih. Why. 2:9), kaya dalam perkara-perkara Allah, kaya dalam iman (Yak. 2:5), kaya dalam kebajikan, dalam buah-buah kebenaran (1Tim. 6:18), kaya dalam anugerah, dalam penghiburan, dan dalam karunia-karunia rohani. Namun, banyak orang yang hidupnya berkelimpahan di dalam dunia ini sama sekali tidak mempunyai sesuatu yang dapat memperkaya jiwa mereka, yang dapat membuat mereka kaya di hadapan Allah, yaitu kaya untuk kehidupan kekal di sorga.

Dalam hal yang demikianlah Tuhan Yesus menegaskan, “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari kekayaannya itu” (ay. 15). Tuhan Yesus menegaskan sikap yang berjaga-jaga dan waspada terhadap segala ketamakan. Mengapa demikian? Karena manusia hidup atas pemeliharaan Allah. Oleh sebab itu, sebagai orang percaya pun kita harus selalu bergantung dan mengandalkan Tuhan dalam hidup. Sikap berjaga-jaga terhadap ketamakan bukan hanya ditujukan kepada orang kaya saja, tetapi semua orang. Perumpamaan yang dipakai Tuhan Yesus tentang orang kaya yang bodoh hendak menegaskan bahwa, sering orang kayalah yang menjadi lebih khawatir akan hartanya, karena bergantung dan merasa hartanya yang berkuasa atas hidup mereka. Namun tidak tertutup kemungkinan orang miskin pun juga mengalami hal yang sama.

Ketamakan akan membuat orang lupa diri. Hal inilah yang dimaksud Tuhan Yesus, supaya kita harus berjaga-jaga dan waspada! Sebab, salah seorang murid Tuhan Yesus sendiri, Judas, pun menghianati-Nya karena tamak akan uang. Jadi, bukan karena kaya atau miskin. Sebab setiap manusia terbuka kesempatan untuk menjadi tamak. Tuhan Yesus mengingatkan akan pentingnya sikap berjaga-jaga dan waspada, serta jangan khawatir tentang apapun juga, sebab hidup harus dijalani sesuai firman-Nya (baca Lukas 12:22-34). Apapun yang ada pada setiap orang, harus dipakai memuliakan Tuhan. Orang yang punya harta, harus memuliakan Tuhan dengan hartanya; menolong sesama. Orang yang miskin tidak punya harta, pun harus memakai hidupnya menjadi mulia; dengan doa dan ucapan syukur. 

Jika hidup dan segala yang dimiliki oleh manusia tidak diterangi oleh firman-Nya, maka manusia tidak akan mampu bersyukur dan akan mudah jatuh ke dalam dosa ketamakan. “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka” (Bnd. 1Tim. 6:10).        

DISKUSI
1Coba ingat kembali apakah anda pernah memiliki sifat ketamakan? Dalam hal apa?
2Apa faktor atau penyebab yang sering membuat orang menjadi tamak?
3Apa yang akan anda lakukan supaya dapat berjaga-jaga dan waspada terhadap roh ketamakan?



KESIMPULAN
Misi Penginjilan bisa sampai ke Indonesia adalah karena dukungan dari orang kaya, yang mempersembahkan hartanya sebagai alat Tuhan. Sebab Tuhan pun sangat mengasihi orang kaya yang hidupnya memuliakan Tuhan. Bahkan, sekarang ini semakin banyak orang kaya yang sadar dan terlibat mengambil bagian dalam misi penginjilan; baik di gereja maupun masyarakat dalam gerakan-gerakan sosial. Karena itu, setiap orang percaya, khususnya jemaat GKPI pun harus dapat ikut dalam panggilan menjadi kaya dihadapan Tuhan; kaya dalam iman, kaya dalam perkara-perkara, kaya dalam kebajikan, dalam kebenaran, kaya dalam anugerah, dalam penghiburan, dan dalam karunia-karunia rohani. Dalam semuakekayaan itulah kita memuliakan Tuhan dan Tuhan berkenan atas hidup kita. Amin  

TUHAN MENDENGARKAN SERUAN ORANG PERCAYA

PENDAHULUAN Saudara/i yang terkasih, kita bersyukur atas kasih dan penyertaan Tuhan karena kita masih bisa beribadah bersama pada ming...