Belakang
ini saya sering disamperin anak saya, sambil berbisik, bapak mau papaya
(red.kates)? saya tidak tahu sejak kapan hal ini berulang terjadi. Yang pasti
saya sering sekali ditawari kates setiap kali mereka mau memakannya. Saya hanya
ingat, pernah sekali menawarkan kates kepada mereka dengan terlebih dahulu
mengupas dan membersihkannya supaya mereka bisa langsung memakannya. Setelah
itu, mereka yang lebih sering menawarkannya secara bergantian.
Mengapa hal itu bisa terjadi? Akhirnya saya ingat bahwa
setiap kali mereka menawarkan kates, saya langsung memberikan penguatan
(reinforcement) kepada mereka, dengan mengatakan, “Wah senang sekali bapak
ditawari. Mau dong nak”. Setelah mereka memberikan katesnya, saya juga
mengatakan, “wah terima kasih anakku yang baik”. Bentuk penguatan tersebut
ternyata ampuh untuk membangun kepribadian anak, sehingga anak menjadi bangga
dengan perbuatannya yang dihargai.
Reinforcement
adalah proses dimana perbuatan (tingkah laku) seseorang diperkuat oleh
konsekuensi yang segera didapatkan/diterima oleh orang yang melakukannya. Saat
sebuah tingkah laku mengalami penguatan maka tingkah laku tersebut akan
cenderung untuk muncul kembali pada masa mendatang. Hal ini merupakan proses
alamiah yang terbentuk oleh lingkungan. Jika anak sejak kecil mengalami
penguatan yang postif, maka hal itu akan mjd berkembang di dalam dirinya.
Hal
ini sangat perlu ditanamkan dalam masyarakat kita, khususnya orang Batak yang
sangat jarang mendapatkan penguatan positif dari sesamanya. Orang Batak sulit
memberikan pujian atau penguatan atas perbuatan baik oranglain. Bahkan
seringsekali menganggap sesamanya sebagai ancaman apabila ada oranglain yang
berbuat baik (red.saingan). Bahkan, jika perbuatan baik itu muncul dari
orangmuda atau orang miskin dan tak punya, maka jangan pernah mendapatkan
penguatan positif.
Orang
banyak pada umumnya memberikan penguatan atau pujian hanya kepada orang-orang
yang punya kuasa atau jabatan. Mental seperti inilah yang akhirnya membuat
orang banyak, khususnya orang Batak sulit berkembang maju, karena yang dominan
muncul didalam dirinya bukanlah empati untuk memberikan penguatan, melainkan
iri. Jika iri hati muncul sejak kecil, maka sampai tua pun (red.bangkotan)
seseorang selalu melihat orang lain dalam pandangan negatif. Mengerikan bukan?
Karena
itu, jika mau mendapatkan penguatan positif, mari berlomba-lomba untuk
melakukan penguatan positif (reinforcement) terlebih dahulu kepada orang-orang
yang ada di sekeliling kita. Maka kita pun akan menuainya disaat-saat yang
tidak kita duga. Seperti Jonatan anak saya, yang menawarkan papaya kepada saya.
Anda mau pepaya? Mari tanamkan penguatan (reinforcement).