Saturday, April 16, 2016

Reinforcement Vs Pepaya




Belakang ini saya sering disamperin anak saya, sambil berbisik, bapak mau papaya (red.kates)? saya tidak tahu sejak kapan hal ini berulang terjadi. Yang pasti saya sering sekali ditawari kates setiap kali mereka mau memakannya. Saya hanya ingat, pernah sekali menawarkan kates kepada mereka dengan terlebih dahulu mengupas dan membersihkannya supaya mereka bisa langsung memakannya. Setelah itu, mereka yang lebih sering menawarkannya secara bergantian. 

Mengapa hal itu bisa terjadi? Akhirnya saya ingat bahwa setiap kali mereka menawarkan kates, saya langsung memberikan penguatan (reinforcement) kepada mereka, dengan mengatakan, “Wah senang sekali bapak ditawari. Mau dong nak”. Setelah mereka memberikan katesnya, saya juga mengatakan, “wah terima kasih anakku yang baik”. Bentuk penguatan tersebut ternyata ampuh untuk membangun kepribadian anak, sehingga anak menjadi bangga dengan perbuatannya yang dihargai.

Reinforcement adalah proses dimana perbuatan (tingkah laku) seseorang diperkuat oleh konsekuensi yang segera didapatkan/diterima oleh orang yang melakukannya. Saat sebuah tingkah laku mengalami penguatan maka tingkah laku tersebut akan cenderung untuk muncul kembali pada masa mendatang. Hal ini merupakan proses alamiah yang terbentuk oleh lingkungan. Jika anak sejak kecil mengalami penguatan yang postif, maka hal itu akan mjd berkembang di dalam dirinya.

Hal ini sangat perlu ditanamkan dalam masyarakat kita, khususnya orang Batak yang sangat jarang mendapatkan penguatan positif dari sesamanya. Orang Batak sulit memberikan pujian atau penguatan atas perbuatan baik oranglain. Bahkan seringsekali menganggap sesamanya sebagai ancaman apabila ada oranglain yang berbuat baik (red.saingan). Bahkan, jika perbuatan baik itu muncul dari orangmuda atau orang miskin dan tak punya, maka jangan pernah mendapatkan penguatan positif.

Orang banyak pada umumnya memberikan penguatan atau pujian hanya kepada orang-orang yang punya kuasa atau jabatan. Mental seperti inilah yang akhirnya membuat orang banyak, khususnya orang Batak sulit berkembang maju, karena yang dominan muncul didalam dirinya bukanlah empati untuk memberikan penguatan, melainkan iri. Jika iri hati muncul sejak kecil, maka sampai tua pun (red.bangkotan) seseorang selalu melihat orang lain dalam pandangan negatif. Mengerikan bukan? 

Karena itu, jika mau mendapatkan penguatan positif, mari berlomba-lomba untuk melakukan penguatan positif (reinforcement) terlebih dahulu kepada orang-orang yang ada di sekeliling kita. Maka kita pun akan menuainya disaat-saat yang tidak kita duga. Seperti Jonatan anak saya, yang menawarkan papaya kepada saya. Anda mau pepaya? Mari tanamkan penguatan (reinforcement).



No comments:

Post a Comment

TUHAN MENDENGARKAN SERUAN ORANG PERCAYA

PENDAHULUAN Saudara/i yang terkasih, kita bersyukur atas kasih dan penyertaan Tuhan karena kita masih bisa beribadah bersama pada ming...