Sunday, May 17, 2015

Supaya Semua Pengikut Kristus Menjadi Satu



Renungan Minggu Exaudi: Dengarkan – jawab
(Yoh. 17:1-11)

Alkisah, di sebuah kerajaan yang masyur, ada seorang raja yang sangat dicintai rakyatnya karena memerintah dengan bijaksana, sehingga rakyat hidup aman dan sejahtera. Raja tersebut mempunyai banyak putra dan putri, namun sayang, sejak kecil mereka tidak pernah akur. Raja sangat gelisah dan tidak tenang. “Bila tercerai-berai karena tidak akur bagaimana mungkin dapat melawan musuh, begitu pikir sang raja.” Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberi pengertian kepada anak-anaknya agar jangan hanya memikirkan diri sendiri. Raja sangat menginginkan mereka akur dan bersatu sehingga bisa bahu-membahu jika menghadapi serangan dari luar, serta bisa memberi contoh rakyatnya hidup rukun di negeri sendiri.

Suatu hari, raja dan semua anak-anaknya berkumpul di meja makan, sebelum acara makan dimulai, raja memerintahkan kepada mereka: ”Anakku, ambillah sebatang sumpit di depan kalian dan coba patahkan.” Walaupun heran dengan perintah sang ayah, mereka segera mematuhinya dan mematahkan sumpit itu dengan mudah. Kemudian, raja meminta sumpit tambahan kepada pelayan. ”Sekarang, patahkan sepasang sumpit di depan kalian itu.” Kembali mereka dengan senang hati memamerkan kekuatan fisik masing-masing dan segera patahlah sepasang sumpit tersebut.

Raja kemudian kembali meminta sumpit tambahan dan memerintahkan anak-anaknya mematahkan sumpit yang kali ini ada tiga batang. Dengan susah payah dipatahkan dan akhirnya mereka menyerah. Salah seorang dari mereka lantas bertanya: ”Ayah, mengapa kami harus mematahkan sumpit-sumpit ini dari satu batang hingga tiga batang. Untuk apa semua ini?” ”Pertanyaan bagus anakku. Sumpit-sumpit adalah sebuah perlambang kekuatan. Jika satu batang mudah dipatahkan, maka jika beberapa batang sumpit disatukan, tidak akan mudah untuk dipatahkan. Sama seperti kalian. Bila kalian bersatu, maka tidak akan ada pihak luar atau musuh yang akan mengalahkan kita. Tapi bila kekuatan kita tercerai berai, maka musuh akan mudah mengalahkan kita.”

Ayah ingin kalian bersatu, bersama-sama membangun negara dan rakyat negeri ini. Jika kita mampu menjaga kekompakan dan memberi contoh kepada seluruh rakyat negri ini, maka kerajaan kita pasti akan tetap sejahtera dan semakin makmur,” jelas sang raja. ”Anak-anakku, usia ayah sudah lanjut. Kini saatnya ayah titipkan kerajaan ini ke tangan kalian semua. Ayah percaya kalian akan mampu menyelesaikan masalah di negeri ini bila kalian bersatu.”

Demikian juga halnya dalam tema pada minggu ini, yaitu minggu eksaudi, supaya semua pengikut Kristus menjadi satu – menjadi gereja yang kudus dan am – serta mendengarkan Dia. Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa, supaya ada kesatuan pada murid-murid-Nya. Di dalam kesatuan itulah Yesus menjadi dipermuliakan dan kemuliaan itu juga dipersembahkan kepada Bapa di surga.

Tujuan Tuhan Yesus mendoakan murid-murid-Nya adalah supaya mereka menjadi satu; tidak tercerai-berai karena merasa benar dan istimewa. Tuhan Yesus juga telah mengingatkan mereka, di mana ada perpecahan, di mana ada eksklusivisme, di mana ada persaingan, di mana ada yang menonjolkan diri, dan di mana ada yang merasa hebat diantara para murid, maka kekristenan akan sangat dirugikan, dan doa Tuhan Yesus pun digagalkan.

Tuhan Yesus berdoa bagi murid-murid karena Bapa-lah yang telah menyerahkan mereka kepada-Nya. Sehingga Tuhan Yesus mau membawa mereka kembali kepada Bapa supaya ada dalam pemeliharaan Bapa, sebab mereka masih ada di dalam dunia. Demikianlah juga, supaya murid-murid juga tahu bahwa Bapa-lah yang mengutus Yesus kepada mereka dan mereka akhirnya sudah menjadi milik Bapa.

Kita adalah murid-murid-Nya. Murid itu pada hakekatnya adalah seorang yang sudah menyadari dan melihat Allah di dalam tindakan Yesus; percaya dan menjadi pengikut-Nya selama di dunia. Seperti halnya Allah telah mengutus Yesus ke dunia (masyarakat yang belum mengenal Allah Bapa), demikianlah Yesus mengutus murid-murid-Nya kepada dunia ini dan berdoa bagi mereka.

Yesus mengutus murid-murid kepada dunia supaya mereka dapat membawa dunia; mengenal nama-Nya dan kembali kepada-Nya. Tentunya kita pun akan dapat melakukannya jika kita – sebagai murid – menjadi satu di dalam kasih-Nya; menjadi gereja yang kudus dan am, di dalam kebenaran untuk mendengarkan dan menjawab doa-Nya serta melakukannya.  Amen

TUHAN MENDENGARKAN SERUAN ORANG PERCAYA

PENDAHULUAN Saudara/i yang terkasih, kita bersyukur atas kasih dan penyertaan Tuhan karena kita masih bisa beribadah bersama pada ming...