Tuhan itu
tinggi, namun ia melihat orang yang hina, dan
Mengenal orang
yang sombong dari jauh.
Mazmur 138:6
Ketika kita sering membiarkan telinga kita mendengarkan
berita kekacauan (gosip, isu tak sedap, tuduhan, caci makian) maka hati kitapun
akan kacau dan gelisah. Jika hati kita kacau maka tekanan darah pun kacau (istilahnya:
tensi kita naik). Inilah yang disebut dengan penyakit lain dari THT (telinga,
hati dan tensi), berbeda dari telinga, hidung dan tenggorok. Karena semua yang
terjadi di dalam diri kita berawal dari pendengaran, diolah di dalam hati dan
bereaksi pada tekanan darah. Jika yang kita dengar adalah hal yang baik, semua
yang positif dan mendatangkan sukacita, maka hati kita pun akan damai sejahtera
dan tekanan darah akan normal.
Demikian halnya dengan kesaksian pemazmur dalam nas ini. Kendatipun berada dalam kesulitan, dia
tidak membiarkan hati dan jiwanya kacau, melainkan dengan penuh syukur ia tetap
mengakui dan berharap kepada Tuhan. Pemazmur dengan yakin datang kepada-Nya
dengan nyanyian syukur, dan kemudian menjadikannya sebagai nyanyian
kepercayaan. Sebab pemazmur sudah merasakan kebaikan-Nya terhadap umat-Nya yang
rendah hati (ay. 6): TUHAN itu Maha Tinggi, sehingga tidak membutuhkan makhluk
ciptaan-Nya dan juga tidak dapat mengambil keuntungan dari mereka, namun Ia melihat orang yang hina,
tersenyum kepada mereka dan disenangkan oleh mereka, rela mengabaikan sorga dan
bumi untuk memandang mereka dengan penuh anugerah (bnd. Yes. 57:15; 66:1). Namun, Allah juga mengenal orang yang sombong dari jauh,
mengetahui siapa mereka, tetapi menolak dan tidak mengakui mereka, betapa pun
mereka dengan angkuhnya berpura-pura menginginkan kebaikan-Nya.
Pengalaman
pemazmur ini menjadi kesaksian iman bahwa ketika dalam menghadapi kesesakan dan
tantangan, ia tetap menjadikan Tuhan
sebagai Harapannya. Hatinya tetap tertuju kepada Tuhan dan menaikkan doanya
kepada Tuhan, sehingga ia beroleh daya juang baru dan kekuatan baru dalam
jiwanya (ay. 3). Demikian juga kita sebagai orang yang percaya, marilah
mengarahkan hati kita kepada Tuhan, disaat kesesakan menghimpit kita dan sekalipun
tantangan senantiasa menghadang. Mari menjadikan rasa sakit dalam berbagai rupa
tekanan menjadi permohonan dan doa pengharapan kita. Sebab, Tuhanlah
satu-satunya Harapan dalam menghadapi setiap tantangan (THT). Pengharapan yang
kita nanti-nantikan bersama-Nya haruslah menjadi dasar yang kuat, sebab pada
saat kita berseru kepada-Nya, maka segera Ia-pun menjawab kita. Itulah kasih-Nya
dan setia-Nya (ay. 2) yang diberikan kepada setiap orang yang merasa hina dihadapan-Nya.
Amin [Dee]
Doa: Ya Tuhan
Yesus, aku memohon belas kasih-Mu. Hibur dan kuatkanlah hatiku. Supaya aku
dapat senantiasa memuji dan menyembah-Mu. Amin
Kata-kata
Bijak:
“Di dalam doa
ada kekuatan baru; di dalam pengharapan ada keselamatan”